Kanker usus merupakan salah satu penyakit yang semakin meningkat prevalensinya di Indonesia. Menurut data dari International Agency for Research on Cancer (IARC), sekitar 23.000 kasus baru kanker usus terdiagnosis setiap tahunnya di Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya kita untuk memperhatikan pola makan dan minum kita sehari-hari, karena ternyata pilihan makanan dan minuman dapat berpengaruh pada risiko terkena kanker usus.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak, daging merah, daging olahan, serta makanan yang tinggi gula dan rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker usus. Makanan yang tinggi lemak dapat meningkatkan produksi asam empedu, yang dapat merusak lapisan usus dan memicu pertumbuhan sel-sel kanker. Sedangkan daging merah dan daging olahan mengandung senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus.
Sebaliknya, konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan dapat melindungi usus dari kerusakan dan peradangan yang dapat menyebabkan kanker usus. Serat juga membantu mengikat karsinogenik dan mengeluarkannya dari tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko terkena kanker usus.
Selain makanan, minuman juga dapat berpengaruh pada risiko kanker usus. Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan telah terbukti meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol dapat merusak lapisan usus dan memicu peradangan yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi konsumsi alkohol dan lebih memilih minuman sehat seperti air putih, jus buah, dan teh herbal.
Untuk mengurangi risiko terkena kanker usus, penting bagi kita untuk memperhatikan pola makan dan minum kita sehari-hari. Konsumsi makanan tinggi serat, rendah lemak, dan hindari makanan tinggi gula serta daging merah dan daging olahan. Selain itu, batasi konsumsi alkohol dan lebih memilih minuman sehat. Dengan perubahan pola makan dan minum yang sehat, kita dapat mengurangi risiko terkena kanker usus dan menjaga kesehatan usus kita.